Guys, banyak makanan tradisional khas jogja yang mulai langka saat ini. Kita mungkin masih bisa menjumpainya, namun sangat sulit. Bahkan dipusat oleh-oleh maupun pasar tradisional makanan ini sudah sangat jarang terlihat. Apa saja sih makan itu? Nah, ini dia 3 kue khas jogja yang mulai hilang dari peredaran.
- Untir-Untir
Kue ini sering juga disebut kue tambang, karena bentuknya yang mirip tali tambang. Untir-untir dalam bahasa Indonesia berarti pilin. Mungkin karena cara membuatnya yang dipilin-pilin ya?
Kue ini memiliki tekstur yang keras dan renyah saat dimakan. Rasanya yang manis menjadikannya banyak disukai dan dinikmati untuk camilan dan oleh-oleh wisatawan luar kota. Bahan-bahan untuk membuat kue ini cukup mudah didapat di pasar dan toko-toko swalayan, yaitu tepung terigu, gula, garam, telur, mentega, soda kue dan air secukupnya.
Cara memasaknya juga tidak terlalu sulit, hanya saja kamu harus cukup bersabar membentuk adonan yang sudah jadi. Pertama-tama kamu harus mencampurkan telur, mentega dan gula pasir hingga mengembang, setelah itu tambahkan tepung terigu, soda kue dan air.
Setelah adonan jadi, bentuk dengan cara mengambil sedikit adonan kemudian dibentuk memanjang. Nah, tahap akhir yaitu dengan memilin dua adonan yang sudah kamu bentuk tadi hingga seperti tali tambang. Kamu harus hati-hati agar hasil pilinanmu tidak rusak.
Nah setelah jadi, langsung goreng deh. Untir-untir siap dinikmati!
- Bolu Emprit
Kue ini diberi nama bolu emprit karena warnanya yang kecoklatan dan bentuk kuenya yang mungil seperti Burung Gereja (Emprit). Kue ini memiliki tekstur yang keras dan kasar, namun setelah digigit, kue ini akan langsung lumer di mulut. Dulunya, kue ini merupakan camilan untuk teman minum teh di pagi atau sore hari. Rasanya yang manis menjadikannya camilan yang disukai semua kalangan, baik anak-anak maupun orang tua.
Kalau kamu suka memasak, kamu dapat mencobanya sendiri di rumah. Cara membuatnya sangat mudah, kok. Bahan-bahan yang diperlukan hanya kelapa parut, tepung tapioka, gula pasir, garam halus, air, baking powder dan sedikit jahe bubuk. Bahan-bahan ini bisa kamu dapatkan dengan mudah di toko-toko swalayan.
Cara membuatnya adalah pertama-tama dengan mencampurkan tepung tapioka, kelapa parut, gula pasir, garam halus, baking powder, dan jahe bubuk. Setelah tercampur rata, kemudian tambahkan air sambil terus diaduk. Agar mudah dicetak, jangan sampai adonanmu terlalu lembek, ya.
Setelah adonan jadi diamkan selama kurang lebih 1 jam agar mengembang. Setelah adonan mengembang aduk sebentar kemudian cetak menggunakan cetakan. Panggang adonan yang sudah dicetak selama 25 menit dengan suhu kurang lebih 1800. Kue yang matang akan berwarna kecoklatan.
Kamu juga bisa menggunakan pewarna makanan untuk mempercantik kuemu. Gampang, kan!
- Endhog Gludug
Endhog gluduk dalam bahasa Indonesia berarti telur dan gemuruh. Di tempat lain kue ini disebut pia telur gajah atau pia telur penyu, karena bentuknya yang memang mirip kue pia yang mungil dan bulat serta berwarna putih seperti telur penyu. Kue ini memiliki tekstur yang kering tetapi renyah ketika dinikmati.
Bahan untuk membuat kue ini pun hampir sama dengan pia yaitu terigu dan air, dan sebagai isinya kamu bisa memakai gula merah, atau bisa juga nangka dan durian.
Cara memasaknya juga cukup mudah. Kamu cukup mencampur bahan-bahannya, setelah tercampur rata, adonan dibakar menggunakan oven bata silinder. Kemudian adonan tepung terigu dan isi di lekatkan pada dinding tungku.
Adonan itu akan melembung karena panas dan berbentuk seperti setengah lingkaran. Kamu harus cepat-cepat mengangkatnya, guys, kalau tidak mau kue mu gosong. Yummy!
Itu tadi 3 kue khas jogja yang mulai menghilang dari peredaran. Ada baiknya kita semua mulai melihat ke belakang. Banyak sekali produk asli kota Yogyakarta yang mulai dilupakan. Tugas kitalah untuk melestarikannya. Setuju, kan?