Menguak Fakta Tersembunyi Di Balik Film Salisiah Adaik

salisiah-adaik-cikalnews-com

Image by : Cikalnews.com

Mungkin belum banyak yang tahu mengenai film yang satu ini. Film Salisiah Adaik adalah salah satu film yang mengangkat budaya Minang dan merupakan karya dari Ferdinand Almi, sutradara lulusan ISI Padangpanjang. Dalam beberapa tahun terahir, karyanya menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Minang. Tentu saja, bukan hanya karena ceritanya yang menarik, tetapi budaya Minang yang diangkat dalam film ini perlu disimak.  Ferdinand mampu mengemas budaya Minang menjadi film yang menarik. Dengan adanya film ini, berlajar budaya pun tak membosankan lagi. Tetapi, sebenarnya dibalik pembuatan film ini, banyaks ekali fakta tersembunyi dibalik pembuatannya. Apa saja? Mari simak.

Tahun 2013

Proses produksi film Salisiah Adaik dimulai tahun 2013 meliputi studi literatur, pembuatan naskah, hingga proses pengambilan gambarnya. Dan hebatnya, proses produksi selesai di tahun yang sama. Film ini diputar dalam Premiere bertempat Taman Budaya tahun 2014, namun sayang tidak diputar lagi karena film ini mengikuti festival perfilman

Tugas semester

Mungkin belum banyak yang tahu kalau Salisiah Adaik ini sebenarnya adalah tugas kuliah dari sang sutradara, yaitu Ferdinan Almi yang berkuliah di ISI Padangpanjang jurusan perfilman. Film inilah yang dibuatnya untuk melengkapi tugas kuliah yang diberikan.

Kisah nyata

Wah langsung terpenrangah ya kalau film ini didasari kisah nyata. Ya, film Salisiah Adaik sendiri sebenarnya merupakan kisah nyata dari sang sutradara sendiri. Bahkan ada beberapa scene yang membuat sang sutradara menitikkan air mata.

Budaya Pernikahan Payakumbuh dengan Pariaman

Bagi yang belum menonton film Salisiah Adaik, masalah yang diangkat dalam film ini adalah adat pernikahan antara Pariaman dan Payakumbuh yang bertolak belakang. Hal inilah yang menjadi konflik dalam film ini.

Penghargaan Festival Piala Maya

Cerita yang menarik dan mengangkat budaya lokal membuat film karya Ferdinand ini mendapatkan penghargaan Film Daerah Terbaik dalam Festival Piala Maya pada tahun 2014.

100% Minang

Untuk mendapatkan budaya Minang yang kental, sang sutradara pun tak main-main dalam memilih aktor dan aktrisnya. Film Salisiah Adaik ini 100% diperankan oleh orang Minang. Hal ini dilakukan agar dialog dan suasana Minangnya dapat terbangun. Bahkan film ini menggunakan bahasa Minang jaman dulu.

Kru Mahasiswa ISI

Selain memilih aktor dan aktris yang berdarah Minang, semua kru film Salisiah Adaik adalah mahasiswa ISI Padangpanjang. Bahkana da juga mahasiswa baru yang terlibat.

Bahasa Daerah

Film Salisiah Adaik 100% menggunakan bahasa Minang dengan dialek Payakumbuh dan Pariaman. Bahkan beberapa dialognya menggunakan bahasa Minang lama yang sulit ditemukan di jaman sekarang ini.

Film ini pun juga mendapat apresiasi Dosen Sastra Minang Universitas Andalas, yakni ibu Lindawati. Beliau mengungkapkan film ini mengangkat bahasa Minang dan melestarikannya melalui media film, sehingga dapat mencegah bahasa Minang dari kepunahan.

Tak ada Link Download

Jika kamu berusaha mencari link downloadnya jangan berharapd eh akan menemukannya. Sampai saat ini tidak ditemukan link downnloadnya karena film ini tak pernah di upload di situs manapun.

Selain itu, juga tak ada distribusi dalam bentuk DVD maupun bioskop. Satu satunya cara kalau kita ingin menontonnya ya mengadakan pemutaran. Atau kamu bisa kontak sutradaranya langsung ya Ferdinan Alwi.

Sequel

Wah, film ini memiliki sequel dengan judul Sasuku dimana film ini nantinya akan mengangkat cerita tentang cinta sesuku yang sangat dilarang di Minangkabau. Inilah masalah serius, karena sangat ditentang oleh adat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *