Siapa yang tidak mengenal Pasar Beringharjo. Pasar ini telah dikenal sebagai tempat jual beli sejak tahun 1758. Kini pasar khas Jogja ini semakin lengkap saja. Pasar Beringharjo menjadi bagian dari Maliobor yang sayang jika dilewatkan begitu saja. Bagaimana tidak,s elama ratusan tahun tempat ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi dan bahkan keberadaannya menjadi tmepat yang sarat filosofi. Walaupun telah melalui beragam tahap pemugaran, tempat ini merupakan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Mulanya Pasar Beringharjo ini adalah hutan beringin. Tak lama setelah tahun 1758 setelah berdirinya Keraton Yogyakarta, maka akhirnya wilayah pasar ini dijadikan tempat terjadinya transaksi ekonomi untuk warga Yogya dan sekitarnya. Setelah ratusn tahun, akhirnya tempat transaksi ini memiliki lokasi bangunan permanen di tahun 1952 yang diberi nama “Beringharjo” oleh Hamengku Buwono IX yang memiliki ati dimana wilayah yang awalnya pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo) bagi seluruh warga.
Di Pasar Beringharjo inilah tersedia beragam kebutuhan. Di sebelah Barat bangunan dapat dijumpai beragam makanan yang tepat untuk memanjakan lidah sednagkan bagian utara depan lebih menjajakan makanan berupa brem bulat yang konon memiliki tekstur lebih lembut dibandingkan brem Madiun. Jangan lewatkan juga berkunjung ke bagian Selatan untuk membeli Bakpia isi kacang hijau yang masih hangat dan beragam kue basah. Sedangkan jika ingin penganan yang tahan lama untuk oleh-oleh cobalah berkunjung ke bagian belakang yang menual ting-ting yang tebruta dari karamel yang dibuat dari karamel yang dicampur kacang.
Ingin membeli Batik khas Jogja? Disekitar Malioboro banyak sih toko Batik, tapi Pasar Beringharjo inilah yang memiliki Batik dengan harga yang cukup miring. Mulai daribahan kain, Batik kain hingga pakaian yang sudah jadi dijual di pasar ini mulai dari harga puluhan ribu hinggga jutaan tersedia di pasar ini. Penjual Batik dapat dijumpai di los pasar bagian Barat sebelah utara, sementara batik dapat dijumpai di los pasar bagian Barat.anda juga akan menjumpai penjual tas dan sandal.
Di lantai dua, kita akan mencium bau yang khas. Ya, karena di lantai dua inilah beragam jejamuan dijual,s ehingga baunya akan khas sekali rempah-rempah. Inilah tempat untuk menjual bahan dasar jamu. Bahan ini misalnya saja kunyit, temulawak, asam, dan sebagainya. Rempah ini pun juga tersedia dalam beragam pihan, diantaranya ada jahe yang dibakar, atau yang telah diolah menjadi ronde, atau kayu yang digunakan untuk memperkaya citarasa minuman.
Kolektor barang antik pun juga tak boleh ketinggalan, karena andadapat menemukan barang antik tepat di lantai 3 pasar di bagian Timur. Disnilah, anda dapat menemukan beragam barang antik, seperti mesin ketik tua, hel antik, dan barang antik lainnya. Jika mau bahkan anda bisa mendapatkan barang bekas import dengan kualitas yang masih baik. Tentunya dibutuhkan kejelian dalam memilih.
Lelah berkeliling tak perlu cemas, karena ada beragam penjual minuman seperti es cendol, es kelapa muda dengan sirup gula jawa, es camcau, es kunyit asam, jamu dan es cendol putih yang semuanya wajib anda coba karena memiliki citarasa khas tersendiri.
Walaupun Pasar Beringharjo tutup pukul 17.00, namun aktivitas perdagangan tidak behenti sampai disitu saja. Ada bagian depan pasar yang masih menawarkan beragam penganan khas seperti martabak, terang bulan, kacang, dans ebagainya. Tengah malam baisnaya ada penjual gudeg yang juga menawarkan kikil dan varian makanan lainnya.