Nikmati Pemandangan Eksotis Di Candi Banyuniba

Guys, ada satu lagi candi yang letaknya berdekatan dengan Candi Prambanan, yaitu Candi Banyunibo. Mungkin kamu masih asing dengan candi ini karena memang letaknya yang berada di tengah areal pertanian. Jika musim penghujan tiba, candi ini akan sulit terlihat karena banyaknya rerumputan hijau dan pepohonan yang tumbuh rimbun disekitarnya. Tapi candi ini recommended untuk kamu yang suka wisata edukasi, loh.

Candi Banyuniba terletak di Kabupaten Sleman, tepatnya di Desa Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan. Lokasinya sangat dekat dengan Candi Barong, kurang lebih 200 meter saja. Candi Banyunibo merupakan salah satu candi peninggalan Buddha yang bangunannya sudah banyak yang rusak.  Candi ini berdiri di sebuah lahan pertanian yang di depannya mengalir sungai kecil menghadap ke arah barat.

Berkas:Rice plantation in Java.jpg

Para petani sedang menanam padi di sawah Dataran Kewu. Images by https://upload.wikimedia.org

Banyunibo dalam bahasa Indonesia berarti air yang jatuh atau menetes. Candi ini diperkirakan telah berdiri sejak zaman Mataram Kuno pada abad ke 9. Candi ini juga terkenal dengan sebutan “si Sebatangkara Banu Nibo” karena letaknya yang berada di tengah lahan pertanian dan terpisah jauh dengan berbagai candi lainnya.

Kompleks Candi

Candi ini pertama kali dipugar pada tahun 1940. Para peneliti menduga dulunya candi ini memiliki candi induk dan candi perwara yang ada disekeliling candi induk. Hingga saat ini hanya candi utama inilah yang berhasil direkonstruksi, sedangkan candi-candi perwaranya hanya bisa kamu lihat berupa reruntuhan. Di belakang candi ini juga ada sebuah lubang yang mirip sumur.

Ukuran candi ini termasuk kecil dibandingkan berbagai candi yang ada di kota Yogyakarta dan Jawa Tengah lainnya dengan panjang hanya 15 meter dan lebar 11 meter. Candi ini berdiri di atas batuan andesit yang ditata rapi dengan sebuah batur setinggi 2,5 meter. Di dinding batur ini kamu bisa melihat berbagai relief sulur-suluran dan dedaunan yang menjulur dari sebuah wadah. Disetiap kaki candi kamu juga akan melihat Jala Dwara, yaitu hiasan yang serupa dengan kepala Kala yang berfungsi untuk saluran air hujan. Sedangkan atap candi ini berbentuk seperti dagoba dengan stupa dibagian puncaknya.

File:Candi Banyunibo.JPG

Image by https://upload.wikimedia.org

Jika kamu ingin naik ke selasar, kamu bisa menggunakan tangga selebar 1,2 meter yang terdapat dipermukaan batur di pintu masuk bilik penampil. Tangga ini juga memiliki hiasan berbentuk naga dengan mulut yang menganga. Jika kamu memperhatikan, kamu juga akan menemukan hiasan Kalamakara di atas pintu masuk candi, juga pahatan dewi pelindung anak-anak, yaitu Dewi Hariti dalam posisi duduk dan diapit 2 burung merak.

Di dalam candi ini memang kamu tidak akan menemukan arca seperti yang biasa ada di candi-candi lain, namun kamu bisa melihat berbagai relief di sepanjang dinding candi. Di halaman candi ini sendiri, terdapat 2 patung lembu yang sampai saat ini belum jelas apakah patung tersebut dari awal memang dalam posisi tersebut atau sudah dipindahkan.

Tiket masuk

Jika kamu ingin mengunjungi candi ini, kamu nggak perlu khawatir harus mengeluarkan biaya yang besar, guys. Cukup dengan 2 ribu rupiah saja kamu sudah bisa menjelajahi candi ini dan belajar sejarahnya sampai puas. Murah bukan?

Jangan lupa persiapkan diri kamu, ya. Dan lebih baik jika kamu memakai alas kaki tertutup seperti sepatu jika ingin berkunjung ke candi ini agar lebih aman. Have fun, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *