Pantai Ngobaran, Cerminan Masyarakat Yang Multikultural?

Pantai ini letaknya nggak begitu jauh dari Pantai Ngrenehan, kurang lebih berjarak 2 kilometer saja. Nggak begitu jauh kan? Pantai yang terletak di tebing batu yang tinggi di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul ini memliki berbagai keanehan dan keunikannya sendiri yang menjadikan banyak wisatawan tertarik dan penasaran dengannya.

Image by Rufus

Hamparan Rumput Laut Nan Sejuk Di Mata Dan Kuliner Ekstrem

Ngobaran memang pantai yang sangat eksotik, kalau kamu ke sini saat air surut, kamu akan melihat kombinasi pemandangan cantik air laut yang biru yang bersambung dengan warna hijau hamparan rumput laut yang luas. Tak jarang terlihat masyarakat setempat yang memanen rumput-rumput laut yang ada di pantai ini untuk dijual maupun dimasak dan jadikan kuliner lezat.

Di sela-sela tumbuhan rumput laut ini, aneka jenis binatang laut yang terperangkap dalam genangan-genangan air bisa kamu tangkap dengan tangan kosong, mulai dari ikan-ikan kecil warna-warni, bintang laut, landak laut, kerang-kerang kecil yang cantik, dan berbagai binatang laut lainnya. Cobalah bertelanjang kaki dan berjalan-jalan di hamparan rumput laut hijaunya, pasti asik!

Tak hanya rumput laut, kerang, atau ikan saja yang menjadi incaran penduduk, landak lautpun juga nggak ketinggalan. Binatang laut yang satu ini ternyata juga menjadi salah satu bahan dasar maskan yang lezat kalau diolah dengan benar dengan bumbu yang pas. Untuk kamu yang tertarik, ada baiknya kamu mencoba di warung-warung yang menyajikan kuliner ini. Cobalah keunikan rasanya.

Masyarakat Yang Multikultural?

Selain pemandangannya yang eksotik dan kuliner ekstremnya yang unik, satu lagi yang unik dari pantai ini, yaitu adanya tempat ibadah dari empat kepercayaan yang berbeda namun berdiri berdekatan. Yang pertama adalah adanya tempat ibadah seperti pura dengan berbagai patung dewa berwarna putih. Menurut cerita, tempat ibadah yang telah berdiri sejak tahun 2003 ini dibangun untuk memperingati Brawijaya V yang merupakan salah satu keturunan dari Majapahit. Pada awalnya si pembangun yang mengaku sebagai keturunan dari Brawijaya menunjuk juru kunci untuk menjaga tempat ini, kemudian warga yang masih menganut kepercayaan Kejawan banyak yang ikut beribadah di tempat ini.

I see the Ocean everyday

Image by https://www.flickr.com

Di sisi kiri pura ini, kamu akan menemukan sebuah Joglo. Joglo ini menjadi tempat peribadatan kedua yang ada di pantai ini. Tempat ini digunakan oleh mereka yang memiliki kepercayaan Kejawen. Disinilah mereka melakukan kegiatan sembahyang dan kegiatan-kegiatan keagamaan mereka lainnya.

Beberapa meter dari Joglo tempat peribadatan masyarakat dengan kepercayaan Kejawen, berdiri Pura yang menjadi tempat beribadah masyarakat yang menganut kepercayaan Hindu. Namun sayangnya, tidak ada yang tahu pasti kapan Pura umat Hindu ini berdiri dan siapa pendirinya.

Tempat peribadatan terakhir yang ada di Pantai Ngobaran yaitu tempat ibadah untuk masyarakat muslim, yaitu Masjid. Beberapa meter dari Joglo dan Pura, berdiri sebah masjid kecil, berukuran sekitar 3X4 meter saja. Uniknya masjid ini berlantai pasir, sehingga seolah-olah bangunan ini menyatu langsung dengan Pantai Ngobaran. Yang lebih mengherankan, bangunan Masjid ini menghadap ke selatan, bukan ke arah barat seperti bangunan Masjid pada umumnya yang ada di Indonesia.

Bangunan bagian depan tempat untuk imam berdiri merupakan bangunan terbuka yang menghadap ke laut lepas. Penduduk sekitarpun tidak mengetahui alasan kenapa bangunan masjid ini seperti itu. Padahal menurut masyarakat, Masjid ini dibangun oleh seorang ulama penganut NU yang tinggal di Gunungkidul. Unik, kan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *