Pasti banyak dari kamu yang sudah mengenal desa yang satu ini. Desa yang berada di Kabupaten Bantul ini sangat terkenal dengan gerabah buatannya. Selain memiliki keunikan masing-masing, aneka gerabah ini sudah pasti memiliki mutu yang sangat terjamin karena berasal dari tangan pertama.
Sejarah Desa Kasongan
Menurut cerita, awal mula Desa Kasongan menjadi pusat kerajinan gerabah yang saat ini terkenal terjadi sejak zaman pemerintahan Belanda. Alkisah, dulu masyarakat desa memiliki areal persawahan di selatan kota Yogyakarta. Pada suatu hari, terjadi sebuah peristiwa yang cukup menggemparkan, seekor kuda milik seorang Reserse Belanda ditemukan mati di area persawahan tersebut. Warga yang takut akan mendapatkan hukuman oleh pemerintah Belanda kemudian berinisiatif melepaskan hak kepemilikan atas area persawahan tempat terjadi peristiwa kuda yang mati tersebut.
Para warga bekas pemilik area persawahan tersebut kemudian melakukan berbagai kegiatan di luar rumah, salah satunya adalah mengolah tanah liat. Berbagai mainan dan perlengkapan dapur dibuat para warga dengan tanah liat yang mereka dapatkan. Mulai saat itulah desa ini kemudian menjadi terkenal dengan desa yang memiliki kerajinan gerabah tanah liat di Yogyakarta meskipun gerabah-gerabah yang dihasilkan masih terbatas jumlah dan bentuknya.
Tahun 1971, Sapto Handoyo yang merupakan seorang seniman besar melakukan pengembangan dan pembinaan mengenai seni gerabah kepada masyarakat Desa Kasongan. Berkat hal ini hasil kerajinan gerabah semakin bervariasi bentuk dan jenisnya dan tentunya memiliki nilai yang lebih tinggi lagi. Mulai dari patung, keramik guci, terra cotta, aneka suvenir pernikahan, loro boyo, air mancur dan masih banyak lagi.
Pembuatan aneka gerabah di Desa Kasongan terkenal dengan bahan-bahannya yang tradisional serta alami, sehingga akan lebih awet. Hal ini juga yang menyebabkan gerabah Kasongan banyak dilirik para kolektor benda-benda seni baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu para perajin gerabah juga bersikap terbuka terhadap perkembangan zaman sehingga mereka sanggup mengikuti perkembangan dunia modern. Tak jarang dari mereka yang menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern sehingga menghasilkan motif yang unik dan berbeda dengan yang lainnya.
Belajar Dari Si Pembuat
Untuk kamu yang penasaran dengan proses pembuatan aneka gerabah yang unik-unik dan cantik ini, kamu bisa belajar langsung dari pembuatnya, loh. Baik anak-anak maupun orangtua, semua akan diberi kesempatan untuk membuat gerabah mereka sendiri. Para pengrajin akan dengan senang hati mengajari kamu mebuat gerabah.
Cocok Untuk Kantong Semua Orang
Jika kamu ingin membeli aneka gerabah ini sebagai koleksi atau suvenir kamu, kamu bisa mendapatkannya dengan mudah, guys. Mulai dari yang paling murah berharga 500 rupiah per barang sampai yang bernilai jutaan bahkan puluhan juta rupiah bisa kamu temukan di desa ini. Tinggal sesuaikan dengan budget kamu. Uniknya, seperti di pasar-pasar tradisional, kamu bisa menawar harga aneka gerabah ini sampai mendapatkan harga yang dirasa pas dan meskipun kamu membeli secara eceran, kamu akan tetap diberikan pelayanan maksimal.
Harga gerabah ini sebenarnya bisa dinilai dari ukuran dan tingkat kerumitan pembuatannya. Semakin besar dan semakin rumit proses pembuatannya, tentunya akan semakin tinggi nilai jual gerabah ini.
Untuk sampai ke desa ini, kamu bisa menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi melalu Pojok Benteng Kulon ke selatan terus melewati jalan Bantul kurang lebih 8-10 km. Kamu akan menemukan penunjuk arah menuju desa ini dan cukup dengan mengikutinya, sampailah di lokasi. Mudah kan?