Pasti banyak dari kamu yang bertanya-tanya, apa sih technostress itu? Berbahaya gak buat kesehatan? Itu jenis penyakit menular ya? Kok namanya aneh sih? Berbau-bau mesin gitu. Sabar guys, kita akan membahasnya secara singkat di sini.
Guys, technostress memang bisa dikatakan sebuah penyakit. Tapi tenang, ini bukan semacam penyakit yang akan mengancam jiwa kamu seperti penyakit jantung misalnya, tapi tetap saja kalau dibiarkan bisa fatal akibatnya. Dan kenapa nama penyakit ini aneh? Agak berbau-bau mesin gitu?
Technostress memang merupakan sebuah penyakit yang diakibatkan oleh teknologi. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1984 dan dipopulerkan pertama kali oleh seorang psikolog klinis, Craig Brod. Craig mendefinisikan technostress sebagai penyakit modern yang diakibatkan ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi ataupun menangani suatu informasi dari teknologi dengan cara yang sehat.
Jadi bisa dikatakan kalau technostress itu penyakit psikologis akibat technologi, Guys! Wah ngeri ya? Lalu apa saja penyebab technostress dan bagaimana cara mengatasinya?
Beberapa ahli menyebutkan bahwa technostress dapat terjadi akibat 5 keadaan, yaitu:
- Techno–overload
Yaitu keadaan ketika kamu sebagai pengguna teknologi terpaksa untuk bekerja lebih cepat dan lebih lama dengan adanya teknologi. Mungkin untuk kamu yang lahir di era generasi X dan generasi sebelumnya pernah merasakannya. Pekerjaan dilakukan dengan sistem manual, dan dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.
Digenerasi Y dan generasi Z, teknologi sudah mulai menggantikan sistem manual, meskipun mungkin masih ada satu dua pekerjaan yang tetap menggunakan cara-cara tradisional. Hal ini menyebabkan kamu harus beradaptasi, dan dituntut untuk bekerja lebih cepat dan lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
- Techno–invasion
Yaitu keadaan ketika kamu sebagai pengguna teknologi, kapanpun dan dimanapun, merasa selalu berhubungan dengan urusan pekerjaan. Pernah ngerasain hal ini, Guys?
Ketika pulang kerja, tiba-tiba kamu inget kerjaanmu yang belum selesai di kantor, lalu kamu akan mulai otak-atik folder kerjaan di email hanphone kamu. Kemudian tanpa terasa batasan dunia kerja dengan duniamu yang lain mulai melebur, tak akan ada bedanya apakah kamu sedang bekerja atau tidak.
Kalau gitu kamu harus mulai hati-hati menggunakan teknologi. Teknologi memang perlu, tapi sesuatu yang berlebihan cenderung tidak baik.
- Techno-complexity
Yaitu keadaan ketika kamu sebagai pengguna teknologi, merasa kemampuanmu tidak mencukupi karena kekompleksitasan teknologi. Perkembangan teknologi yang terus menerus dapat menjadikan kamu merasa ‘bodoh’ kalau kamu tidak memiliki kemauan untuk belajar dan bekerja dengan teknologi.
- Techno-insecurity
Yaitu keadaan ketika kamu sebagai pengguna teknologi, merasa akan tergantikan oleh teknologi baru, atau oleh seseorang dengan keahlian teknologi yang lebih baik dari kamu sehingga kamu berfikir akan kehilangan pekerjaanmu. Whoa. Jangan sampai berfikir seperti itu, Guys!
Tanpa kita sebagai operator, teknologi tidak akan bisa bekerja sendiri. Yang perlu kamu lakukan hanya berusaha belajar lebih lagi, jika ada seseorang dengan kemampuan yang lebih dari kamu, jangan segan-segan untuk belajar kepadanya, ya.
- Techno-uncertainty
Yaitu keadaan ketika kamu sebagai pengguna teknologi merasa gelisah, tidak percaya dan merasa tidak nyaman karena perubahan dan perkembangan teknologi saat ini. sepertinya itu berlebihan ya, Guys. Jangan baper, deh!
Hal itu mungkin saja bisa terjadi kalau kamu tidak memahami teknologi. Jadi karena ketidaktahuanmu akan kemajuan teknologi, kamu cenderung akan ber-negative thinking.
Nah, itu tadi sedikit ulasan mengnai tchnostress. Gimana, Guys? Sudah paham tentang penyakit ini? Pada akhirnya, semua tergantung kepada kamu. Technostress tidak akan diderita oleh orang-orang yang memahami, mau belajar dan tidak berlebihan dalam menggunakan teknologi. So, jangan sampai terjangkit technostress ya!