Membaca bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Membaca tidak hanya dilakukan melulu di perpustakaan. Banyak orang membaca di kantin, di jalan, di dalam bis, di cafe, bahkan ada yang membaca di angkringan.
Di angkringan?
Ya. Siapa yang tak mengenal tempat yang bernama angkringan. Semua jenis ras, suku, agama dan bangsa ada di sini. Dari rakyat jelata sampai pejabat pasti pernah ketempat ini. Mereka semua bebas menikmati makanan sambil mengobrol tanpa membeda-bedakan strata sosial. Dari mulai topik sepele sampai topik yang serius.
Banyak anak-anak muda sampai orang-orang tua yang punya kebiasaan nongkrong di angkringan. Entah itu untuk sekadar mampir minum segelas kopi sambil mencomot satu dua gorengan, ataupun janjian dengan sahabat lama sambil nostalgia lesehan di angkringan tenda sambil melepas kangen.
Image by Eko
Angkringan identik dengan menunya yang berupa nasi kucing, sate usus, dan gorengannya yang mungil-mungil, serta minuman khasnya yaitu teh panas dan dingin, es jeruk atau jeruk panas, kopi & susu. Biasanya angkringan mulai buka sore hari dengan tenda sebagai tempat mereka menggelar dagangannya, dan tutup hingga malam atau bahkan pagi hari.
Namun ada yang unik dengan satu angkringan di Gunungkidul ini. Angkringan Sastra. Angkringan Sastra berlokasi di perbatasan Siyono-Playen Kabupaten Gunungkidul dan mulai buka jam 5 sore. Tempat ini merupakan paduan antara angkringan, dan perpustakaan mini. Mungkin hampir mendekati cafe, karena bangunannya yang semi permanen, berbeda dengan angkringan yang biasanya hanya berupa tenda.
Meskipun tempatnya tidak begitu luas, namun suasanya cukup nyaman. Selain menyediakan nasi kucing dan gorengan, di sini juga ada aneka menu lain seperti kentang goreng, aneka olahan mie, aneka macam kopi dan banyak lagi. Dan, yang paling menarik adalah adanya buku.
Image by Angkringan Sastra
Di angkringan ini terdapat satu rak yang menempel di dinding yang berisi buku-buku, juga ada sebagian buku yang digantung di dinding serta diletakkan di atas meja. Kamu bebas mengambil dan membaca buku yang ada di angkringan ini. Bukunya pun bermacam-macam, meskipun masih terbatas, mulai dari humor, fiksi, puisi, dan buku-buku serius seperti filsafat juga ada. Selain itu, tempat ini juga penuh dengan mural khas anak muda yang unik. Mungkin inilah yang menjadi salah satu daya tarik tempat ini.
Kebanyakan pengunjung di Angkringan Sastra ini memang anak-anak muda dari berbagai macam profesi yang hobi nongkrong. Ada yang berprofesi sebagai seorang guru, karyawan, mahasiswa, pelajar, seniman, budayawan, dan tentunya para pecinta buku dan kopi. Meskipun mungkin pada awalnya mungkin niat meraka adalah untuk bisnis, bisa jadi kamu yang pada awalnya hanya seorang pecinta kopi, menjadi suka membaca karena melihat buku-buku di sana. Atau kamu orang yang suka baca buku sambil minum kopi jadi betah berlama-lama di tempat ini.
Menarik kan?
Mungkin masih banyak tempat-tempat diluar sana yang lebih ‘wah’ dari tempat ini. Tapi tempat ini tetap recomended untuk kamu yang hobi nongkrong. Dijamin ketagihan ngopi sambil baca puisi, juga ngobrol-ngobrol seru tentang masa depan bersama kawan-kawan. Sayangnya, di sini belum disediakan free wifi. Jadi kalau kamu kesini siap-siap pake data seluler sendiri ya.
Penasaran, kan? Datang saja ke Angkringan Sastra! Ajak juga istri, suami, pacar, gebetan, mantan, atau sendiri juga boleh. Siapa tahu kamu ketemu jodohmu di sini. Jangan lupa mampir ya!*
*Artikel ini pernah diposting di blog pribadi penulis